Peran Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Anak
Zaman sekarang, Bahasa Inggris bukan cuma pelajaran sekolah. Ia jadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari tontonan, permainan, hingga pelajaran lain yang sering memakai istilah asing. Karena itu, mengajarkan Bahasa Inggris sejak SD jadi langkah awal yang bijak untuk mempersiapkan anak menghadapi dunia yang semakin global.
Tapi tentu saja, belajar Bahasa Inggris di usia dini nggak bisa disamakan dengan belajar di jenjang SMP atau SMA. Anak SD masih senang bermain, masih banyak bertanya, dan belajar lewat pengalaman. Nah, di sinilah peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan agar proses belajar jadi lebih menyenangkan dan nggak membebani.
Sekolah Aja Nggak Cukup?
Memang benar, anak-anak sekarang sudah mulai belajar Bahasa Inggris sejak SD. Tapi pertanyaannya, apakah cukup? Jawabannya: belum tentu.
Banyak guru di sekolah yang harus mengajar puluhan murid dalam satu kelas, dalam waktu yang sangat terbatas. Akibatnya, pendekatannya jadi kurang personal. Anak yang belum paham bisa terlewat, dan anak yang pemalu sering kali tidak punya cukup ruang untuk bicara. Tak heran, banyak anak yang akhirnya hanya menghafal tanpa mengerti. Bisa menjawab soal, tapi takut bicara.
Makanya, dibutuhkan pendekatan tambahan di luar sekolah—yang lebih fleksibel, lebih menyenangkan, dan lebih cocok dengan cara belajar anak-anak.
Guru yang Efektif Itu Seperti Apa, Sih?
Guru Bahasa Inggris untuk anak SD nggak bisa asal jago ngomong. Lebih dari itu, mereka harus bisa memahami dunia anak-anak. Harus sabar, kreatif, dan tahu cara membuat suasana belajar jadi menyenangkan.
Di Guru Bahasa, kami menyiapkan tutor yang memang punya pengalaman dan pelatihan khusus untuk mengajar anak-anak. Mereka tahu kapan harus menjelaskan dengan sabar, kapan harus membiarkan anak bereksplorasi, dan kapan harus membesarkan hati anak yang takut salah. Suasana kelas dibuat santai tapi tetap terarah, agar anak merasa nyaman dan berani mencoba.
Yang menarik, anak-anak diajak belajar lewat cerita, lagu, permainan, bahkan proyek kreatif. Jadi, mereka nggak merasa seperti sedang “belajar” dalam arti yang kaku, tapi justru merasa sedang bermain sambil menyerap banyak hal baru.
Orang Tua Juga Punya Peran Penting
Kadang ada anggapan, “Toh anak udah sekolah atau kursus, jadi tugas saya sebagai orang tua sudah selesai.” Padahal justru sebaliknya. Orang tua adalah partner belajar terbaik anak di rumah.
Nggak perlu jadi ahli Bahasa Inggris dulu kok. Cukup hadir dan terlibat secara sederhana. Misalnya:
- Dengarkan cerita anak soal apa yang mereka pelajari hari itu
- Ajak mereka menyebutkan nama-nama benda di rumah dalam Bahasa Inggris
- Main tebak-tebakan kosakata sambil makan malam
- Dukung mereka saat mereka mau mencoba, meskipun salah-salah
Hal-hal kecil seperti itu punya dampak besar. Anak jadi merasa bahwa Bahasa Inggris bukan sekadar pelajaran sekolah, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan itu bikin mereka jauh lebih cepat menyerap.
Kalau guru dan orang tua bisa saling komunikasi, hasil belajar anak bisa jauh lebih maksimal. Bukan cuma soal akademik, tapi juga soal rasa percaya diri, kemandirian, dan kemauan untuk terus mencoba.
Di Guru Bahasa, kami mendorong kolaborasi ini. Kami terbuka banget untuk diskusi bareng orang tua. Kalau ada perubahan sikap belajar anak, kita cari tahu bareng—apa penyebabnya, dan langkah apa yang bisa diambil. Kita juga rutin kasih update perkembangan belajar anak, biar orang tua tahu sejauh mana anak mereka berkembang.
Tujuannya sederhana: bikin anak merasa didukung dari dua arah—di kelas dan di rumah.
Metode Belajar yang Cocok Buat Anak SD
Belajar Bahasa Inggris nggak harus duduk diam sambil nulis terus-menerus. Justru, anak SD lebih cepat belajar lewat aktivitas yang interaktif. Karena itu, kami menggabungkan beberapa pendekatan seperti:
- Storytelling: Anak mendengar cerita, lalu diajak diskusi, menggambar, atau mengulang kembali isi cerita dengan gaya mereka sendiri.
- Games edukatif: Permainan seperti “Simon Says”, “Bingo”, atau flashcard balapan bikin anak aktif mendengarkan dan merespons secara spontan.
- Mini project: Anak membuat karya kecil seperti poster, menu makanan, atau cerita pendek dalam Bahasa Inggris.
- Rutinitas harian: Setiap awal kelas anak menyebutkan hari, cuaca, perasaan, dan aktivitas dengan Bahasa Inggris. Perlahan, mereka jadi terbiasa tanpa sadar.
Semua ini dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan. Tanpa paksaan, tanpa takut salah. Anak belajar karena mereka merasa ingin, bukan karena harus.
Belajar Itu Proses, Bukan Kejar Target
Yang perlu diingat, tiap anak punya kecepatan belajarnya sendiri. Ada yang langsung berani ngomong, ada yang butuh waktu buat membangun kepercayaan diri. Dan itu normal.
Tugas kita sebagai orang tua dan guru bukan memaksa mereka cepat bisa. Tapi mendampingi, memberi ruang untuk belajar, dan tetap menyemangati meski mereka belum lancar. Yang penting, mereka merasa didukung dan nggak sendiri.
Kenapa Pilih Guru Bahasa?
Kami percaya, belajar Bahasa Inggris itu bukan tentang siapa yang paling cepat bisa. Tapi tentang siapa yang paling nyaman saat belajar, dan siapa yang terus berkembang karena merasa didukung.
Di Guru Bahasa, kami hadir bukan hanya sebagai tempat les. Tapi sebagai ruang aman buat anak-anak mencoba, bertumbuh, dan belajar dengan cara mereka sendiri.
- Kelas kecil biar anak lebih diperhatikan
- Tutor sabar, terlatih, dan tahu cara berinteraksi dengan anak
- Metode yang menyenangkan, bukan membebani
- Laporan rutin dan komunikasi aktif dengan orang tua
- Trial class gratis buat nyoba dulu tanpa komitmen
Siap Dukung Anak Belajar Bahasa Inggris dengan Nyaman?
Kalau kamu lagi cari tempat belajar yang nggak bikin anak stres, penuh tekanan, atau jadi takut salah—kami siap bantu. Di Guru Bahasa, kami percaya bahwa setiap anak bisa, asal diberi pendekatan yang tepat.
Yuk, coba trial class gratis bareng kami. Cek jadwal kelas, tanya-tanya dulu juga boleh banget.
Karena belajar itu soal rasa nyaman, dan kami tahu cara menciptakannya.